PEMBAHASAN
A. Ada
Kaitanya antara Aliran Rekonstruksionisme sama Cara/Alat Pendidikan menurut
Jean Piaget dan Vigotsky dan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.
Menurut
Jean Piaget dan Vigotsky adalah Bahwa pendidikan bisa dilakukan dengan cara
praktek dan dengan teori.
Sedangkan
menurut Ki Hajar Dewantara pengajaran bisa dilaksanakan dengan cara pembiasaan
sistim among pemberian contoh dan perintah. Pada dasarnya pembiasaan
dilaksanakan sejak dini, sehingga anak dapat menurut dan taat kepada peraturan.
Sedangkan
pengajaran suatu usaha memberikan ilmu pengetahuan dengan maksud memajukan
kecerdasan fikiran serta berkembangnya budi pekerti.
B. Penerapan
Nilai Budaya dalam Aliran Rekonstruksionisme sama Cara/Alat Pendidikan adalah
Peran guru tidak sekedar pengajaran semata, pendidik akademis tetapi merupakan
pendidik karakter, moral dan budaya bagi siswanya. Agauru haruslah menjadi
teladan, seorang model sekaligus mentor dari siswa didalam mewujudkan perilaku
berkarakter meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa. Masyarakat berharap
para guru dapat menampilkan perilaku mencerminkan nilai-nilai moral seperti
kejujuran, keadilan, dan memenuhi kode etik profesional. Lickona (1991),
sekolah dan guru harus mendidik karakter, khususnya pengajaran dapat
mengembangkan rasa hormat dan tanggung jawab. Pendidikan karakter
diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran berkaitan dengan norma atau nilai
nilai. Pembelajaran nilai-nilai karakter ini tidak berhenti pada tataran
kognitif, tetapi menyentuh tataran internalisasi, pengalaman nyata dalam
kehidupan anak didik sehari-hari di masyarakat. Karena tahu dan mengerti saja
tidak cukup, kalau tidak merasakan, menyentuh, dan melaksanakan.
C. Penerapan
Pendidikan dalam Aliran Rekonstruksionisme sama Cara/Pendidikan adalah Didalam
pembelajaran, seorang guru dalam memberikan ilmu kepada peserta didik harus
didasari dengan pengalaman lahir dan batin yang telah dimiliki selama hidup.
Karena pengalaman hal terpenting yang harus ada didalam pendidikan. Seperti Ki
Hajar Dewantara yang mengatakan tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak
merasakan, menyadari dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak
memperjuangkannya.
DAFTAR
PUSTAKA