BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Respirasi
adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik
menjadi CO2, H2O dan energi. Respirasi
yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan
energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak, pertumbuhan. Ditinjau
dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi
dapat dibedakan menjadi respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan
oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut
dengan proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun
bahan bukunya adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil
respirasi berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
B.
Rumusan Masalah
·
Percobaan 1
1. Bagaimana
reaksi kimia yang terjadi pada percobaan gelas 2 sehingga air menjadi keruh?
2. Pada
gelas 3 air kapur ditambahkan dengan indicator PP (Phenolptalin). Apa fungsi
indikator PP pada percobaan ini?
3. Bagaimana
kesimpulan yang dapat dirumuskan dari percobaan ini?
·
Percobaan
2
1.
Apakah
peranan NaOH/KOH dalam percobaan?
2.
Faktor
apakah yang memengaruhi pergeseran eosin?
3.
Serangga
apakah yang paling berat diuji dalam percobaan ini?
4.
Manakah
laju pergeseran kedudukan eosin tercepat dari bermacam-macam serangga yang diuji?Mengapa
demikian?
5.
Buatlah
kesimpulan dari percobaan ini!
BAB
2
PEMBAHASAN
1. Pengamatan
Pernapasan Manusia
·
Alat dan Bahan:
1.
Air kapur
2.
Gelas plastik
3.
Sedotan
4.
Aquades/Air
keran
5.
Indikator PP
(Phenol Ptalin)
·
Cara Kerja :
1.
Mengisikan air
kapur ke dalam 2 gelas plastik yang berbeda
2.
Mengisikan air
keran/aquades ke 1 gelas plastik
3.
Memberi angka
pada tiap gelas, gelas 1 berisi aquades, gelas 2 dan 3 berisi air kapur
4.
Meneteskan
beberapa tetes indikator PP ke dalam gelas 3, memastikan setelah di tetesi PP,
air kapur berubah warna menjadi merah muda
5.
Meniup ke 3
gelas tersebut mengggunakan sedotan dengan napas yang tidak terputus-putus
6.
Mengamati apa
yang terjadi
7.
Mencatat hasil
pengamatan
·
Data Hasil Pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan,
telah diperoleh data hasil pengamatan sebagai berikut:
1.
Setelah meniup
gelas 1 yang berisikan air keran/aquades selama 3 menit dengan napas yang tidak
terputus-putus, air keran/aquades tidak mengalami perubahan warna
2.
Setalah meniup
gelas 2 yang berisikan air kapur selama 5 menit dengan napas yang tidak
terputus-putus, air kapur mengalami perubahan warna menjadi sangat keruh.
3.
Setelah meniup
gelas 3 yang berisika air kapur yang telah ditetesi indikator PP selama 5 menit
dengan napas yang tidak terputus-putus, air kapur yang telah di tetesi PP ini
mengalami perubahan warna dari warna merah muda menjadi putih keruh
·
Pada percobaan ini, larutan kapur yang telah di
endapkan, menjadi keruh setelah ditiup selama beberapa saat. Hal tersebut
membuktikan bahwa telah terjadi reaksi antara larutan kapur dengan udara hasil
perafasan yaitu co2.
·
Kapur yang dilarutkan menggunakan air akan menjadi
keruh dan terjadi reaksi kapur dengan air dan menghasilkan
CaO+H2O Ca(OH)2
Kemudian
dihembuskan nafas dengan cara ditiup dengan mengguakan sedotan selama beberapa
saat. Larutan kapur tersebut menjadi keruh karena larutan kapur itu bereaksi
dengan nafas, sehingga membentuk batu kapur. Itu yang menyebabkan warna larutan
semakin keruh. Dalam wadah tersebut terjadi reaksi antara larutan CaO dan Co2
kemudian akan menghasilkan CaCO3 dan H2O
Ca(OH)2
+ CO2 CaCO3 +
H2O
Kesimpulan : dari percobaan larutan kapur yang
ditiup membuktikan bahwa udara hasil pernafasan berupa Co2 dan H2O. selain itu proses
respirasi juga menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
2.
Pernapasan
Serangga
· Alat dan
Bahan :
1. Respirometer
2. Neraca
3. Larutan KOH
atau Kristal NaOH
4. Kapas
5. Larutan
eosin
6. Serangga
(jangkrik)
7. Larutan
fenolftalin (PP)
8. Plastisin
· Cara Kerja :
1. Menimbang
berat badan jangkrik dan mencatat berat jangkrik itu.
2. Memasukkan
kapas yang telah ditetesi larutan KOH atau Kristal NaOH ke dalam botol
respirometer.
3. Memasukkan
jangkrik yang telah ditimbang ke dalam botol.
4. Menutup
respirometer dan melapisi mulut botol dengan plastisin.
5. Meletakkan
respirometer secara mendatar dan menutup ujung respirometer dengan jari selama
satu menit.
6. Melepaskan
ujung jari pada respirometer kemudian memasukkan PP menggunakan pipet tetes
dari ujung botol hingga skala 0.
7. Mengamati
laju PP pada respirometer setiap menit selama 5 menit.
8. Mencatat
hasil pengamatan.
9. Mengulangi
langkah tersebut dengan memasukkan 2 jangkrik pada botol respirometer.
·
Hasil pengamatan
Percobaan terhadap 1 jangkrik
No.
|
Organisme
|
Berat (kg)
|
Skala
kedudukan eosin per menit
|
Rata-rata
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Jangkrik
|
0,5gr
|
0,03ml
|
0,1ml
|
0,14ml
|
0,18ml
|
0,2ml
|
0,13 ml
|
Percobaan terhadap 2 jangkrik
No
|
Organisme
|
Berat (gr)
|
Berat
keduanya (gr)
|
Skala
kedudukan eosin per menit
|
Rata-rata
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Jangkrik
|
0,5 gr
|
0,72 gr
|
0,08 ml
|
0,18 ml
|
0,25 ml
|
0,34 ml
|
0,43 ml
|
0,25 ml
|
2
|
Jangkrik
|
0,22 gr
|
· Pembahasan
Praktikum ini menggunakan
respirometer yang berfungsi mengukur laju respirasi serangga yaitu jangkrik.serangga
ini dimasukkan ke dalam tabung respirometer kemudian dimasukkan iosin yang
berfungsi mengikat oksigen, namun iosin harus dibungkus terlebih dahulu dengan
kapas sebelum kedalam tabung. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan serangga
dengan zat kimia karena serangga akan mati bila bersentuhan dengan eosin. Berat
jangkrik merupakan factor utama sebelum melakukan praktikum, angkrik harus
ditimbang terlebih dahalu.pernapasan serangga dilakukan menggunakan sistem
trakea. Udara keluar dan masuk tidak melalui mulut, melainkan melalui lubang
lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubung lubang lubang pernapasan tersebut
dinamakan stigma atau spimator. Stigma selalu terbuka dan merupakan lubang
menuju lubang trakea. Trakea bercabang- cabang sampai pembuluh halus sampai ke
seluruh bagian tubuh. Jadi oksigen diedarkan tidak melalui darah melainkan
langsung dari pembuluh trakea ke sel-sel yang ada di sekitarnya.
· Kesimpulan
Laju respirasi serangga dipengaruhi
oleh jenis kelamin, ketinggian, ketersediaan, suhu, dan berat tubuh. Larutan
iosin berfungsi sebagai indicator oksigen yng dihirup oleh organism (jangkrik)
pada respirometer.