BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kita pasti pernah mengenal limbah sampah bukan? Atau sering
kita mendengar kata-kata ini tidak asing lagi bagi penulis yaitu kebersihan
pangkal kesehatan. Sering ditemukan orang-orang membuang sampah sembarangan, apalagi
di sekolahan sering kali mengalami permasalahan kebersihan yang disebabkan oleh
siswa itu sendiri. .Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh
negara di dunia. rata-rata setiap harinya kota besar di Indonesia menghasilkan
puluhan bahkan ratusan ton sampah diangkut oleh truk khusus dan dibuang di TPA.
Dari hari ke hari sampah terus menumpuk seperti yang sering kali penulis lihat
sampah numpuk itu, akan menganggu warga selain baunya tidak sedap juga dapat
menyebabkan wabah penyakit dan juga akan mendatangkan bencana. Selain sampah
dapat merugikan, sampah juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos
untuk memupuk tumbuh-tumbuhan agar tumbuh-tumbuhan itu subur dengan hasil panen
yang melimpah. Selain dapat bermanfaat sebagai pupuk kompos, sampah plastik
juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan dan hasilnya bisa dijual di
mana saja.
Pemanfaatan sampah baik sampah organik
maupun nonorganik tidak lepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengelolanya. Baik teknologi modern maupun teknologi tepat guna yang
membutuhkan kemampuan tenaga terampil. Pengelolaan limbah sampah di Kabupaten
Kudus dengan tempat pembuangan akhir di Desa Tanjungrejo tampaknya masih belum
dikelola dengan menggunakan teknologi moden. Beberapa warga di sekitar tempat
pembuangan sampah ada yang kreatif
memanfaatkan limbah sampah untuk diolah menjadi pupuk kompos. Hal ini perlu
diberi perhatian khusus, karena dari tangan-tangan merekalah sampah yang
semakin menggunung itu dapat didaur ulang dijadikan produk yang bermanfaat dan
memiliki nilai ekonomis. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengankat
menjadi sebuah karya tulis.
B. Perumusan Masalah
Dari identifikasi
masalah tersebut dapat
dirumuskan
suatu masalah yang akan dibahas karya ilmiah ini yaitu :
1. Jenis sampah apa saja yang dapat diolah menjadi pupuk
kompos?
2. Bagaimana
cara mengolah
sampah di TPA Tanjungrejo
menjadi pupuk kompos?
3. Bagaimana pemanfaatan pupuk kompos mengolah
sampah di TPA desa Tanjungrejo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian merupakan hal yang hendak dicapai dan menjadi pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui jenis-jenis
sampah apa saja yang dapat diolah menjadi pupuk kompos.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana cara mengolah sampah di TPA Tanjungrejo menjadi pupuk kompos yang siap digunakan
petani.
3.
Untuk
mengetahui pemanfaatan pupuk kompos pengolahan sampah di TPA desa Tanjungrejo.
D.
Manfaat Penelitian
1. Penelitian
ini dapat membuka wawasan penulis tentang kondisi di sepurtar tempat pembuangan akhir sampah di kabupaten Kudus
yang merupakan lingkungan tempat tinggal penulis.
2. Menambah
pengetahuan bagi penulis
dan memperkenalkan pembaca tentang
pengolahan
sampah menjadi pupuk kompos yang
bernilai ekonomis.
E. Ruang Llingkup Penelitian
Dari identifikasi masalah di atas disimpulkan bahwa ruang lingkup
penelitian ini membahas tentang pengelolaan limbah sampah di TPA Tanjungrejo serta cara pengolahan
sampah tersebut menjadi pupuk kompos agar dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari mengingak
lingkunan pembuangan sampah di TPA Tanjungrejo mayoritas penduduknya
bermatapencaharian petani.
F. Sumber
data
Sumber data yang penulis gunakan ini
adalah hasil waancara dari warga di sekitrr TPA sebagai narasumbernya selaku pembuat pupuk
kompos dari limbah sampah, serta kami juga melakukan wawancara terhadap
warga-warga yang berprofesi sebagai pengumpul sampah atau lebih dikenal dengan
pemulung yang memulung bahan baku kompos.
G. Metode Dan Teknik
Pengumpulan Data
1.
Metode
Penelitian
Untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulisan menggunakan metode deskriptif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang
seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Penelitaian
deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan pariwisata, objek
apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan Variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka.
2. Teknik
Pengumpulan Data
Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam karya tulis ini sebagai berikut:
a. observasi adalah teks laporan yang
memuat klasifikasi mengenai jenis sesuatu berdasarkan kriteria. Dengan
demikian observasi adalah pengamatan dengan cermat secara langsung objek yang
diteliti.
b. wawancara
adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang pihak yaitu,
pewawancara dan narasumber.
c. Teknik Literatur adalah cara untuk
menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah
dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini juga sangat
familier dengan sebutan studi pustaka.
Dalam sebuah penelitian yang hendak dijalankan, tentu saja seorang peneliti
harus memiliki wawasan yang luas terkait objek yang akan diteliti. Jika tidak,
maka dapat dipastikan dalam persentasi yang besar bahwa penelitian tersebut
akan gagal.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Sampah
Sampah sedang naik
daun sekarang. Ya, sampah sudah tidak lagi dipandang sebelah mata karena sampah
bisa menghasilkan pendapatan yang jumlahnya tidak sedikit ketika ditangani oleh
orang-orang yang kreatif. Pembangunan bank sampah merupakan salah satu bentuk
go green yang nyata dan berdaya guna. Sampah yang terkumpul bisa dimanfaatkan
kembali menjadi beberapa barang yang berguna ataupun diolah menjadi pupuk
kompos yang bisa bermanfaatkan untuk menyuburkan tanah.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang
rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau
ditolak atau buangan”.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Menurut Tandjung Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi dibuang oleh
pemiliknya atau pemakai semula. Sementara menurut Radyastuti, W. Sampah adalah
sumberdaya yang tidak siap pakai.
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Banyak sampah organik masih
mungkin digunakan kembali/pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan
tetap merupakan bahan/material yang tidak dapat digunakan kembali.
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya
sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai
mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai,
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan
biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat
padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).
B. Jenis –jenis
sampah
1. Sampah Berdasarkan Sumbernya
a. Sampah alam: sampah yang diproduksi
di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti
daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
b. Sampah manusia: hasil-hasil dari
pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
c. Sampah rumah tangga: sampah dari
kegiatan di dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah
tangga adalah kertas dan plastik.
d. Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan
oleh manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa
makanan.
e. Sampah perkantoran: sampah yang
berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah
organik, kertas, tekstil, plastik dan logam.
f. Sampah industri: sampah yang berasal
dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair
atau padat.
g. Sampah nuklir: sampah yang
dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang
sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.
2. Sampah Berdasarkan Sifatnya
a. Sampah
organik (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang
mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran,
daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah anorganik (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak
mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas,
plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil
atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas,
baik kertas koran, HVS, maupun karton.
3. Sampah Berdasarkan Bentuknya
a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan
selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah
tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting,
rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1)
Biodegradable:
yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian
dan perkebunan.
2)
Non-biodegradable:
yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Jemis sampah ini dapat
dibagi lagi menjadi:
a) Recyclable:
sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b) Non-recyclable:
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b . Sampah Cair
Sampah
cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah. Adapun yang termasuk sampah cair adalah:
1. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah
ini mengandung patogen yang berbahaya.
2. Limbah
rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase
materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan
terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa
dikaitkan dengan polusi.
Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan
konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah
sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya
membuang ke selokan
C.
Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut
adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.
Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4M, yaitu:
1. Reduce (Mengurangi)
Agar tidak banyak menghasilkan sampah kita bisa
meminimalisir penggunaan benda-benda sekali pakai yang bisa menjadi sampah.
2. Reuse (Menggunakan Kembali)
Orang-orang kreatif biasanya mampu
mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai guna, bahkan bernilai jual.
Dengan menggunakan kembali benda-benda tidak terpakai, sampah menjadi berkurang
dan kita tidak perlu lagi membeli barang karena barang yang kita perlukan dapat
kita buat sendiri menggunakan barang tak terpakai tersebut.
3. Recycle (Mendaur Ulang)
Dengan mendaur ulang sampah,
benda-benda yang tidak terpakai akan dapat dipakai lagi setelah melalui proses.
Mendaur ulang sampah anorganik memang sulit bila dilakukan sendiri, tetapi kita
dapat dengan mudah mendaur ulang sampah organik dengan mengubahnya menjadi
pupuk kompos. Sampah organik yang dapat dijadikan kompos yaitu dedaunan kering,
sisa-sisa makanan, dan limbah rumah tangga berupa zat organik.
4.
Replace (Mengganti)
Mengganti yang saya maksud disini
adalah mengganti barang yang kita gunakan dengan yang lebih ramah lingkungan.
D. Pengolahan
Sampah Menjadi Pupuk Kompos
1. Bahan
yang perlu disiapkan:
a. Siapkan 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah
yang mudah lapuk, sangat di sarankan
menggunakan sampah organik .
b. Siapkan kotoran ternak mamah biak
sebanyak 750 kg (atau sekitar ± 50 kaleng ukuran 20 liter)
2.
Tahap pengolahan sampah menjadi pupuk kompos
a. Tahap
perjalanan sampah organik yang dicampur kotoran ternak
b. Tahap pemutaran sampah organik yang dicampur dengan
kotoran ternak
c. Tahap
pengopenan agar sampah dan kotoran ternak kering
d. Tahap
pengayakan
e. Tahap
pengemasan
3.
Cara Membuat :
1. Campur
sampah organik dengan kotoran ternak
2. Selanjutnya campurlah dengan kompos yang sudah
jadi untuk memancing penyampuran agar lebih merata. Jika ada kotoran ternak (ayam
atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
3. Pembuatan
pupuk kompos ini bisa dilakukan sekaligus, atau bisa juga selapis demi selapis
dan bertahap satu minggu 2 kali,
4. Setelah
itu sampah organik yang sudah di campur kotoran di open supaya mengering
5.
Lalu sampah organik itu diuapkan agar
menjadi pupuk.
6.
Setelah menjadi pupuk,pisahkan pupuk dan
diayak untuk memisahkan bagian yang halus dan kasar,setelah itu pupuk yang
sudah jadi di kemas di karung.
E. Pemanfaatan Pupuk Kompos Dalam Pertanian
Dewasa
ini banyak ditemukan lahan sawah (irigasi) yang sakit akibat penggunaan
pupuk kimia.pada tahun 2009 jumlah lahan yang sakit khususnya di daerah
Tasikmalaya mencapai 60% atau 3 juta hektar (ha), dan dikhawatirkan jumlah ini
akan terus meningkat dari tahun ke tahun. hal serupa juga terjadi di daerah
lain di seluruh pulau jawa sebagai sentra produksi pangan. Hal ini ditandai
dengan susahnya mencari belut di swah sekarang, itulah sebabnya Departemen pertanian
menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan pupuk organik dalam bercocok tanam.
Memang
tak bisa dipungkiri, perdebatan manfaat pupuk organik dan anorganik dewasa ini
masih berlangsung. Umumnya petani memilih untuk mengambil manfaat pupuk
anorganik karena nutrisi tanaman lebih mudah terpenuhi sehingga
produktifitasnya menjadi tinggi ( dengan catatan dosis yang diberikan haru
stepat sehingga tidak mencemari lingkungan, menimbulkan penyakit, dan
lain-lain).Karena kepincut produktivitas yang besar dan kemudahan penggunaan
pupuk kimia membuat sebagian besar petani memilih pupuk ini. Namun karena
banyak yang kurang berhati-hati dalam pemakian, akibat banyaknya lahan yang
sakit. Klau sudah begini, tak hanya gagal produksi, lahan pun jadi susah
diperbaiki kesuburanya. Akhirnya, lahan akan ditinggalkan begitu saja karena
tidak dapat ditanami.
Ternyata
masih banyak dari rekan-rekan petani yang belum paham tentang pupuk organik ini
terbukti masih banyak yang pertanyaan yang menanyakan tentang pupuk pupuk
organik tersebut. Dalam kesempatan kali ini kita membatasi pembicaraan hanya
tentang pupuk organik padat dan pupuk organik granule seperti yang biasa kita
lihat dan kita beli di kios-kios pertanian.
Sebenarnya
jika kita ada kemauan untuk membuat pupuk organik tersedia bahan berlimpah
disekitar kita. Tetapi pada umumnya petani enggan membuat pupuk organik
tersebut dan lebih suka membeli pupuk organik buatan pabrik dengan harga
Rp.700/ kg atau lebih. Katanya yang lebih praktis. Ya itulah sifat dasar orang
Indonesia yang terkadang kurang bangga dan yakin dengan buatan sendiri. Mereka
lebih suka membeli pupuk organik granule buatan pabrik atau perusahaan tertentu.
Kami
selalu mendorong teman-teman petani untuk membuat pupuk organik sendiri saja
dari bahan-bahan seadanya disekitar kita. Yang penting intinya
bahan-bahan organik tersebut (sampah organik, sisa buah-bahan, sisa dedaunan,
jerami, limbah ikan, kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kambing dll)
kita fermentasi dan setelah jadi kompos baru kita gunakan ke lahan.
Padahal
tidak semua pupuk organik granule kualitasnya lebih baik dari buatan kita sendiri.
Karena maspary pernah menjumpai pupuk organik granule dari perusahaan terkenal
yang isinya bahan organik dan tanah liat yang di granule kan. Dan setelah maspary aplikasikan ke tanaman
cabe justru tanaman saya yang menjadi layu karena belum terdekomposisikan
dengan sempurna. Yang lebih mengerikan lagi pupuk organik tersebut masih
dicampur dengan sampah kaca dan kerikil.
Pupuk
organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang
berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah
sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas
mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
1.
Penyusunan
bahan :
a. Perbandingan Bahan Hijau : Bahan
Coklat = 50 : 50.
b. Bahan Coklat diletakan paling bawah
pada tempat pembuatan kompos.
c. Selanjutnya dimasukkan Bahan Hijau diatasnya.
d. Bahan coklat maupun bahan hijau
sebelumnya telah dicacah terlebih dahulu.
e. Semakin kecil cacahan, proses pengomposan
akan semakin cepat.
f. Penyusunan bahan hingga ketinggian
maksimum 1 m.
2.
Pencampuran
Kompos :
a. Pengadukan dilakukan secara perlahan
lahan hingga merata sambil diberikan bahan aktivator.
b. Atur kelembapan campuran. Jangan
sampai terlalu lembab.
c. Selanjutnya campuran diletakkan pada
tempat yang terhindar dari cahaya matahari langsung. Dapat dilakukan penutupan
dengan terpal.
d. Pastikan campuran mendapat sirkulasi
udara yang cukup, misalnya dengan cara melubangi karung.
3.
Pengecekann
Kompos
a. Lakukan pengukuran temperatur di
beberapa titik tempat pembuatan kompos.
b. Pada hari ke-4 dilakukan pengukuran
temperatur pada titik-titik yang sama. Apabila terjadi perbedaan temperatur
yang signifikan ≥20C, maka dilakukan pembalikan (mengaduk) kompos. Hal ini
dilakukan agar oksigen tercampur secara merata.
c. Apabila proses pembalikkan kompos
sudah 4 kali, amati perubahan warna, bau dan temperatur. Apabila warnanya sudah
berubah menjadi coklat kehitaman, kemudian bau kompos menyerupai aroma tanah,
kompos telah menyusut 20-40% dari volume awal, maka proses komposting sudah
selesai. Tinggal menunggu temperatur turun.
F. Demografi desa Tanjungrejo
Tanjungrejo adalah sebuah desa yang terletak di
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Desa Tanjungrejo terletak di sebelah barat
Kota Kudus, tepatnya di Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Desa ini dipimpim
oleh seorang kepala desa yang bernama Yuli
Lukmawati Era .W Mayoritas Desa Tanjungrejo
beragama Islam. Desa Tanjungrejo memiliki luas wilayah 7,34 hektar dan tinggi 3 m
(dari permukaan laut). Jarak dari Ibu kota Kabupaten kudus ± 40 Km dan 10 Km dari
Kecamatan Jekulo
Desa Tanjungrejo terdiri dari 3 Dukuh, yang terdiri
dari 10 RW dan 54 RT. Dukuh Patihan terdiri dari 4 RW dan 19 RT. dan Dusun Beji
terdiri dari 3 RW dan 17 RT. Serta Dukuh Kedungmojo terdiri dari 3 RW dan 18 RT.
Adapun letak geografis Desa Tanjungrejo berbatasan dengan 4 desa,
yaitu:
1.
Sebelah timur berbatasan
dengan Desa Hnggosoco.
2.
Sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Jekulo.
3.
Sebelah barat berbatasan
dengan Desa Klalimg.
4. Sebelah utara
berbatasan dengan Desa Rejosari.
Demografi penduduk desa Dersalam sampai tahun 2016 dihuni oleh 3.690 jiwa,
yang terdiri dari laki-laki 1.330 jiwa dan perempuan 2.360 jiwa. Kondisi sosial masyarakat Desa Tanjungrejo sangat beragam. Secara umum dapat digambarkan berdasarkan tingkat
penddikan, mata pencaharian dan
fasilitas atau infrastruktur yang ada di desa dapat disazjikan sebagai berikut:
Tabel : 1 Data Kependudukan Desa Tanjungrejo Jekulo Kabupaten Kudus
No
|
Bidang
|
Jenis/jenjang
|
Jumlah
|
1
|
Pendidikan
|
Perguruan Tinggi
|
50 orang
|
|
|
SMA/MA/Sederajat
|
100orang
|
|
|
SMP/MTs/Sederajat
|
350 orang
|
|
|
SD/MI/Sederajat
|
820 orang
|
2
|
Pekerjaan
|
Petani
|
120 orang
|
|
|
Pedagang
|
112orang
|
|
|
Buruh/swasta
|
110orang
|
|
|
PNS
|
80 orang
|
|
|
TNI/POLRI
|
20 orang
|
|
|
Lainnya
|
420orang
|
3
|
Fasilitas Umum
|
Sekolah/Lembaga Pendidikan
|
4 buah
|
|
|
Pasar
|
1 buah
|
|
|
Sarana kesehatan/Klinik
|
1 buah
|
|
|
Lapangan Olah raga
|
1 buah
|
4
|
Tempat ibadah
|
Masjid
|
4 buah
|
|
|
Musholla
|
10
buah
|
|
|
Gereja
|
3
buah
|
BAB
III
PEMBAHASAAN
A.
Daerah Penghasil Pasokan Sampah
Dari hasil
wawancara dan survai yang penulis lakukan penulis memperoleh informasi dari
orang yang bekerja di TPA
Tanjungrejo. Daerah-daerah
yang mengirim sampah ke TPA Tanjungrejo adalah pasar-pasar sekabupaten
kudus.Berdasarkan data sementara timbunan sampah setiap harinya mencapai 615,5
meter kubik.Dari jumlah tersebut, 12,9 meter kubik dibakar dan 81,6 meter kubik
dilakukan proses untuk membuat pupuk kompos,Jika masyarakat kesulitan mengelola
sampah secara mandiri, kemungkinan pula untuk dibuatkan tempat penampungan
sampah sementara sebelum diangkut oleh petugas untuk dibuang ke TPA.
B. Proses pengolahan sampah
menjadi pupuk kompos
1. Pemisahkan antara sampah organik dengan sampah
anorganik dengan mesin
Bahan baku
sampah yang ada di TPA Tanjungrejo terdiri dari sampah organik dan non organik
yang masih membaur jadi satu. Sampah ini dapat dipisahkan agar tidak tercampur antara sampah organik dengan sampah
anorganik. Sampah organik dapat dibuat sebagai pupuk kompos sedangkan sampah
anorganik dapat dibuat sebagai bahan kerajinan tangan.
2.
Pencampuran
sampah organik dengan kotoran sapi
Guna
pencampuranmya agar sampah dan kotoran sapi dapat tercampur rata dan dapat
membusuk dengan bau yang tidak sedap
sehingga mudah untuk membuat pupuk kompos.
3. Pemrosesan campuran sampah sampah organik
dengan kotoran ternak menngunakan
mesin.
Pencampuran
sampah organik dengan kotoran ternak
menggunakan mesin supaya kotoran ternak itu tercampur rata dengan sampah
organik.
4. Tahap
berikutnya sampah mennuju ke pemutaran
untuk menuju ke tahap pengopenan.
Campuran sampah organik dengan kotoran ternak tersebut akan
diusung secara otomatis berjalan menuju
ke pemutaran agar sampah itu cepat di open dan cepat
menjadi pupuk kompos. Adapun tujuan pengopenan
tersebut agar pupuk
organik cepat
kering .
5. Setelah pengopenan agar sampah kering, selanjutnya
menuju ke tahap penguapan dimana sampah itu akan menjadi pupuk.
Pengopenan sampah kering diuapkan supaya sampahnya
cepat menguap dan menjadi pupuk.
6.
Setelah melewati beberapa tahap pupuk kompos pun
sudah setengah jadi.
Pupuk kompos
yang sudah setengah jadi pupuk, lalu pupuk itu didiamkan beberpa menit. Proses ini pendinginan yang dilakukan secara alamiah ini
membuat pupuk organik menjadi mengering dan terbentuk bulatan-bulatan layaknya
bentuk pupuk kimia.
7.
Tahap pengayaan pupuk kompos
Pupuk
yang organik menjadi mengering dan mengkristal setangah jadi tadi diayak agar
bagian yang halus dan bagian yang kasar dapar terpisah. Bagian pupuk organik yang masih kasar dan terpisah dari
yang halus ini akan diproses ulang.
8. Proses
Penghalusan pupuk kompos
Bagian pupuk yang masih kasar diproses dengan cara digiling lagi supaya halus, hingga terbentuk pupuk organik yang dinginkan dan siap
digunakan.
9. Poses
pengepakan/pengarungan pupuk kompos
Proses
pengepakan atau pengarungan adalah pupuk kompos yang sudah jadi tadi kemudian dikemas
dalam karung supaya mudah untuk diangkut atau dipasarkan.
10. Pupuk kompos sudah saip.
Proses
pengepakan yang dilakukan dalam
2 hari menghasilkan 100 karung pupuk
kompos. Pupuk kompos yang dihasilkan dari pengolahan sampah ornaik menjadi
pupuk organik di TPA Desa Tanjungrejo milik pemerintah ini ini tidak
dijual untuk umum. Pupuk-pupuk
yang dihasilkan untuk pemenuhuan kebutuhan pemerintah, seperti untuk pemupukan
taman di Kabupaten Kudus.
C. Pemasaran
Pupuk dibuat satu minggu 2 kali
yaitu hari senin dan selasa , hasil persatu hari bias menghasilkan 100 karung.
Pada saat ini pupuk kompos digunakan sendiri untuk bahan pertanian dan sisanya
di kirim ditaman-taman sekabupaten kudus. Tempat-tempat yang dikirimi pupuk
kompos misalya Taman jarum, Taman
menara kudus, Taman gondang manis, Taman Sardi, Taman Ganesa, Taman Ria colo,dan taman-taman
sekabupaten kudus lainnya.
D. Distribusi
Pupuk kompos yang dihasilkan dalam 1
bulan dengan 4 kali produksi,
setiap kali produksi menghasilkan 100 karung. Dengan
demikian dalam satu bulan menghasilkan 400 karung. Sementara ini
pupuk kompos yang dihasilkan belum
didistribusikan untuk umum, meskipun permintaan pupuk kompos organik ini sangat
banyak. Pupuk kompos yang dihasilkan tidak dijualbelikan, tetapi hanya untuk
memenuhi kebutuhan pemerintah. Pupuk kompos yang dihasilkan dikirim ke
taman-taman sekabupaten kudus.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan barang-barang yang sudah tidak
digunakan kembali yang dapat menimbulkan berbagai kerugian terutama terhadap
kelestarian lingkungan. Hal ini dapat diatasi dengan metode pengelolaan sampah
yang efektif sesuai dengan jenis sampah. Salah satu cara pengelolaan sampah organik
menjadi pupuk organik sebagaimana yang dikakukan pemerintah kudus dalam
pengolahan sampah TPA menjadi pupuk kompos berikut ini.
1. Sampah yang
dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir di Tanjungrejo berasal dari berbagai pasar
yang ada dikota kudus. Untuk itu perlu diadakannya pengolahan sampah dengan
cara pemilahan sampah organik dan anorganik . Hanya sampah-organik organik yang
dapat dimanfaatkam sebagai pupuk kompos sedangkan sampah anorganik dapat
dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan.
2. Pengolahan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir di Tanjungrejo menjadi pupuk kompos saat ini
menggunakan mesin atau teknologi modern diantaranya adalah adalah mesin pemilah
sampah, mesin perjalanan pupuk, mesin pengopenan pupuk organik, mesin
pengayakan.
3. Pemanfaatan
pupuk kompos di Desa Tanjungrejo dikirim ke taman-taman Sekabupaten Kudus
diantaranya Taman Jarum, Taman Ganesa, Taman Gondang Manis, Taman Sardi, Taman
Ria Colo, dan taman-taman lain di Kabupaten Kudus.
B. Saran
1.
Untuk pemiliknya
sebaiknya pengolahan pupuk kompos tidak diolah hanya seminggu 2 kali
saja. Bahkan sebaiknya dapat diolah setiap hari agar hasilnya banyak dan dapat dijual ke petani.
2.
Untuk
pemerintah sebaiknya pupuk kompos tidak
hanya di kirim ke taman-taman Sekabupaten Kudus, bahkan sebaiknya pupuk kompos juga dapat dijual ke petani.
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS
Nama : RAHMAWATI
Kelas : XI IPS 1
No Induk : 6561
Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 29
Oktober 1998
Alamat : Margorejo Pelang RT 01 RW 04 Dawe Kudus
Cita-cita : Dokter
Pendidikan :
No
|
Jenjang
|
Nama Llembaga Pendidikan
|
Lulus tahun
|
1
|
TK
|
-
|
-
|
2
|
SD
|
SDN 2 Margorejo
|
2011
|
3
|
SLTP
|
SMPN 2 Dawe
|
2014
|
4
|
SLTA
|
MAN 1 Kudus
|
Belum lulus
|
Demikian riwayat
hidup penulis ini disusun sebagaimana mestinya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
LEMBAR
PEMBIMBINGAN
Nama : RAHMAWATI
Nis :
6561
Kelas : XI IPS 1
Judul : Pengolahan Sampah TPA Menjadi
Pupuk Kompos di Desa Tanjungrejo
NO
|
HARI/
TANGGAL
|
URAIAN PEMBIMBING
|
KETERANGAN
|
TANDA TANGAN
|
1.
|
18/2/2016
|
Konsultasi
Bab I
|
Bab
1 perlu disempurnakan
|
1.
..........
|
2.
|
29/2/2016
|
Perbaikan
bab I dan Bab II
|
Bab
I dilengkapi catatan kaki. Bab II formatnya dibetulkan
|
2.
..........
|
3.
|
2/3/2016
|
Pembetulan
Bab I dan konsultasi Bab II
|
Bab
II perlu diperbaiki
|
3.
..........
|
4.
|
7/4/2016
|
Konsultasi
bab II
|
Bab
II perlu diperbaiki
|
4.
..........
|
5.
|
21/5/2016
|
Konsultasi
Bab III
|
Bab
III perlu diperbaiki
|
5.
..........
|
6.
|
11/6/2016
|
Konsultasi
Bab IV dan Perbaikan Bab III
|
Bab
IV perlu diperbaiki
|
6.
..........
|
7.
|
14/6/2016
|
Konsultasi
Bab IV
|
Bab
IV perlu di benarkan
|
7.
..........
|
8.
|
17/6/2016
|
Perbaikan Daftar isi
|
Daftar isi sudah diperbaik
|
|