Belajar Ikhlas untuk Membuat Hidup Lebih Bahagia
Salah satu ilmu yang paling sulit dikuasai manusia di muka bumi ini
adalah ilmu ikhlas. Ilmu ini banyak diserukan oleh orang, namun tidak
semua mampu menguasai secara penuh. Karena tidak nampak, ilmu ikhlas
tidak ada hitungannya secara pasti. Yang bisa mengukur ilmu ini adalah
hati masing-masing individu yang memiliki dan menggunakan ilmu ini,
itupun belum tentu 100% pas. Hanya Tuhan yang paling benar mengukur
keikhlasan seseorang.
Senyum Ikhlas Ada perbedaan mendasar
antara ikhlas dan pasrah. Ikhlas adalah menyerah setelah berusaha,
sedang pasrah adalah menyerah sebelum berusaha. Kata pak Ustadz, Ikhlas
itu gandengannya Sabar dan Tawakkal, sedangkan Pasrah sama Ngalah.
laughing (versi orang jawa: pasrah ngalah). Keikhlasan memang perlu
dikembangkan dewasa ini. Tau nggak, gara-gara nggak ikhlas, Iblis
melakukan dosa pertama di alam semesta. Dia kan nggak ikhlas memiliki
“saingan” bernama Adam dari tanah yang notabene menurut dia lebih tidak
berharga tapi harus dihormati. Maka tampaklah sifat sombongnya
dikarenakan Iblis nggak ikhlas. Nah, keadaan ini hampir sama di
masyarakat kita. Kalah dalam pemilihan RT, nggak ikhlas lantas
mengerahkan masa buat demo. Tetangga lebih mampu, nggak ikhlas lalu
dengki. Dan masih banyak hal lainnya.
Menurut aku, ikhlas bisa dicapai dengan cara berikut ini:
Bersyukur.
- Banyak-banyaklah bersyukur, jangan berputus asa atas nikmatNya.
Ingatlah bahwa nikmat yang diberikan pada kita lebih banyak daripada
derita (kalo boleh dibilang begitu) yang diberikan kepada kita. Syukuri
apa yang masih ada pada diri kita seperti kesehatan, teman, keluarga dan
harta (meskipun sedikiut/kurang) karena masih ada yang lebih kurang
dari kita. So, be gratefull!
Merubah pola pikir.
- Berpikirlah bahwa hidup kita ini hanya sementara dan harus
dijalani dengan penuh arti. Nggak peduli berapa umur yang kita punyai,
yang pasti kita harus menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar kita.
Asal orang lain senang, kita juga senang. Tapi bukan berarti berkorban
buta lho.
Menyadari titipan.
- Berhubungan
dengan yang kedua. Jika kita sadar bahwa semua itu sementara, kita juga
akan menyadari bahwa semua yang ada pada diri kita adalah titipan.
Harta, keluarga dan jabatan hanyalah amanah dari Tuhan. Jadi mesti kita
jaga amanah itu dengan sebaik-baiknya. Tuhan menyukai mereka-mereka yang
mencintai amanahnya, bukan harta atau jabatannya.
Membesarkan hati.
-Hibur diri kita sendiri dengan sesuatu yang baik. Katakan pada
diri kita sendiri, sesuatu yang bisa membangkitkan semangat dan motivasi
diri. Misalnya, “Ah, pasti ada yang lebih besar menanti di depan sana,”
dan lain-lain. Setidaknya, bisa memberikan semangat untuk menjalani
hidup selanjutnya.
Sebenarnya masih banyak hal yang bisa
membuat kita lebih ikhlas. Yang pasti, keikhlasan dimulai dari hati.
Hati yang ikhlas akan membuat hidup lebih tenang dan bahagia. Mengeluh
hanya akan menambah derita, tidak akan mengurangi penderitaan. Ga
percaya? Coba aja sendiri.