Aku mengejarmu
bukan untuk menjadikanmu pacarku,
tapi aku ingin engkau jadi ibu bagi anak-anakku
Ya Allah,..Sudah berapa banyak dosa yang telah aku lakukan, aku ingin
berusaha meminimalisir bertambahnya dosa ini,,Aku tidak mau terjerumus zina ,
dan aku ingin memberi waktu buat diri sendiri dan keluarga .
(kata-kata JoNes :v) Menurut saya pacaran itu buang buang uang saja , syukur
– syukur kalo udah kerja (uang sendiri tidak apa-apa) , meskipun aku sudah bisa
mandiri tapi aku trauma dengan namanya pacaran , masa orangtua sudah kerja
keras banting tulang , eh uang saku kita
hambur-hamburkan untuk pacaran dan lagi dia kan belum tentu jadi pasangan kita
nanti. Sudah
tidak lagi kubutuhkan kencan romantis, Aku juga tak lagi butuh memanjakan
dengan makan di tempat fancy terbaru pun jalan-jalan ke mall
di malam Minggu atau memberi kejutan kepada sang pujaan hati..
Sebab kini, masa depan
jauh lebih penting dari semua itu.
Entah kenapa ,setelah sekian lama aku tiba- tiba jatuh
cinta lagi kepada sesosok wanita yang mirip artis “park min young “.(my
feelings are mine)…aku mohon dengan sangat..aku tak ingin menjadikanmu pacarku,.
Sebab aku ingin kau jadi ibu dari anak-anakku.
Denganmu , bolehkah kujalani cinta yang sesungguhnya?
Aku sadar aku cuma orang sederhana..sekolah cuma tamatan
SMA, walaupun kerjaan tidak jelas entah dimana..tapi selama ini aku sudah
membuktikan bisa hidup mandiri . Kita sudah sama-sama cukup mapan usia sebagai
manusia ,aku berharap kamu bisa berfikir lebih dewasa. Aku tak berbicara soal
rumah, mobil, deposito, tabungan dan segala turunannya. Hal tersebut mungkin
memang diperlukan tapi kini kutahu pencapaian hidup bukan cuma soal itu saja. Kebahagian
bukan dilihat dari banyaknya harta, tapi dari hal hal sederhana bersama
keluargalah yang akan membuat kita bahagia..
Kau dan aku adalah dua orang manusia yang sudah paham benar
dengan segala drama cinta. Tak bisa move on sekian lama, menyalahkan
diri sendiri karena kebodohan jatuh cinta pada seseorang, Tapi kita sama-sama telah
berjuang dan berhasil bangkit meski kini hatimu tak utuh seperti dulu lagi. Aku
memutuskan berjuang kembali, sebab konyol sekali jika hanya karena urusan hati
aku menyesal sampai mati.
Buatku, tak ada yang lebih indah dari bisa pulang ke
rumah yang sama. Mengakhiri hari lelah berdua saat pulang bekerja, saling
mengusap bahu dan punggung yang pegal sebab tegak terlalu lama. Bercanda tawa dan
saling bercerita tentang kegiatan sehari-hari. Kita akan menggelar kencan mesra
di atas satu bantal yang sama.( 17+)
Seiring berjalannya waktu bukankah kau dan aku sepakat
bahwa kewajaranlah yang memberikan kenyamanan? Selip tangan di balik baju,
cium-cium kecil di kening setiap kita mau tak mampu memberikan ketenangan itu. Kita
dipertemukan tak hanya untuk melebur mimpi dan cair tubuh jadi
satu.Ada tanggung jawab demi membangun peradaban baru. Membentuknya
lewat arahanmu, kemudian membesarkannya lewat tanganku.
Aku berharap
, akulah orang yang menggenggam perutmu saat mulai membesar..aku ingin mengusap
dan mendengar tendangan calon penerus kebahagiaan kita.
Entah apa yang merasukiku ,tiba- tiba aku minta untuk
meminangmu .tak terbayang bisa kukatakan permohonan itu sekarang. Tapi memang
manusia hanya bisa berusaha..Tuhanlah yang menentukan. Menjalani hari-hari
biasa bersamamu, bercinta dengan malas-malasan setiap pulang, lalu saling
mengeluarkan “unek-unek” yang terpendam seharian itulah keinginan dan
kebahagiaanku...Kuharap, kamulah
orangnya. Semoga tawa bahagiamulah yang mengisi keseharianku. Kuharap
pundakmulah yang kutemukan, saat kebahagiaan paripurna sebagai wanita
kuluapkan.
Maka, kumohon…”mohon dengan sangat…. Aku tak ingin
menghujanimu dengan rayuan rayuan manisku. Pendamping dalam status “hanya
pacar” tak bisa dibanggakan. Kini, ada yang lebih penting untuk dilakukan. Kuminta,
bersabarlah. Aku akan bekerja lebih keras lagi. Bukan cuma soal mengisi
tabungan, tapi juga mempersiapkan diri untuk jadi panutan. Sebab, akan ada
nyawa-nyawa baru yang akan menjadikanku idolanya dalam kehidupan kelak.
`Mungkin sekarang belum saatnya. Aku ingin berkembang
dan menjadi orang yang lebih baik dan lebih baik lagi. Kalau sudah waktunya,
ingin kumasuki lagi kehidupanmu dengan peran yang membuat senyum mengembang.
Akan kuabdikan diriku, kuberikan seluruh kesetiaanku,
kuserahkan akses ke semua lekuk tubuhku agar engkau bisa dipanggil “ ibu “ oleh
anak- anakku kelak
Oleh anak
yang lahir dari kandunganmu.
Semoga........