Tahun lalu, mungkin Anda merasa mengantuk, lemas, dan kurang
bergairah di jam-jam aktif selama berpuasa. Tapi tahun ini, jangan
sampai terulang lagi. Kami kan beberkan strategi terbaik untuk
mendistribusi pasokan nutrisi selama berpuasa. Semoga ibadah Anda tidak
terganggu, tubuh tetap bugar, dan aktifitas sehari-hari tetap terurus.
Perubahan waktu makan yang ekstrim secara otomatis menimbulkan
pengaruh terhadap metabolisme tubuh. Dibutuhkan strategi untuk mengatur
nutrisi supaya Anda tidak kehilangan daya saat asupan makanan ke dalam
tubuh terhenti pada rentang waktu Imsak hingga Maghrib. Strategi yang
dimaksud disini meliputi pengaturan pola dan pembagian waktu makan.
Kuncinya ada pada waktu sahur.
Seorang ahli gizi dari Universitas Kristen Indonesia, dr. Leane Suniar, Msc
menjelaskan “Saat sahur, sebaiknya tubuh diberi asupan 40-45 persen
dari kebutuhan kalori harian supaya Anda dapat beraktifitas seperti
biasa. Artinya, apabila kebutuhan kalori Anda 2000-3000 kalori perhari,
maka saat sahur Anda harus mengonsumsi makanan lengkap sebanyak 800-1350
kalori. Dengan begini, Anda memiliki cadangan energi untuk beraktifitas
di jam aktif, yaitu antara jam 08.00 dan 17.30”
Saat sahur, asupan makanan dapay dilakukan dengan menu lengkap. Tapi
hindari makanan yang terlalu manis. Karbohidrat sederhana pada
makanan-makanan manis terlalu mudah dicerna sehingga Anda akan merasakan
lapar lebih cepat.”Konsumsilah makanan yang mengandung sumber
karbohidrat kompleks. Makanan jenis ini butuh waktu proses lebih lambat
sehingga rasa kenyang dapat bertahan lebih lama.” Ungkap Prof.Dr. Ir. Made Astawan, MS., pakar Teknologi Gizi dan Pangan Institut Pertanian Bogor .
Jangan lupakan kehadiran sumber lemak, baik nabati atau hewani dan
juga serat pangan (dietary fibre) dari sayuran dan buah-buahan. Asupan
ini lebih berguna dibandingkan sensasi kenyang lebih lama. Selain itu,
sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber mineral, vitamin, dan
antioksidan. Apabila dirasa kurang cukup, saat sahur Anda masih bisa
menambahkan suplemen makanan. Rekomendasi ini diksarankan dengan
syarat-syarat tertentu: sebaiknya makanan atau minuman yang dikonsumsi
saat berbuka puasa memiliki kadar gula yang tinggi, seperti madu, air
sirup, kurma dan lain-lain.
NAIKKAN KADAR GLUKOSA
Kadar Glukosa dalam darah menurun drastis hingga mencapai batas
minimal pada saat berbuka. Makanan atau minuman yang manis – karbohidrat
sederhana- lebih mudah diproses tubuh menjadi glukosa. Glukosa yang
terbentuk ini akan diedarkan melalui aliran darah ke seluruh jaringan
tubuh yang membutuhkan, termasuk otak, glukosa itu kemudian dioksidasi
menjadi energi-yang akan mengembalikan kesegaran tubuh serelah 12-13 jam
berpuasa, “ kata Prof. Made.
Perlu diingat saat berbuka puasa hindari melakukan aksi ‘balas
dendam’ setelah seharian menahan lapar. Hindari berbuka dengan asupan
yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, singkong, dan
sejenisnya karena asupan itu membutuhkan proses metabolism dalam waktu
cukup lama sehingga energi tubuh terkuras ke perut yang berakibat aliran
darah ke otak berkurang sehingga akan terasa mengantuk. Selain itu
gangguan perut juga bisa terjadi akibat perut yang semula kosong
langsung diisi dengan muatan padat berlebihan.
UTAMAKAN MAKAN BESAR
Bugar selama puasa dapat dicapai selama dapat mengatur asupan makanan
Image courtesy of http://www.groupon.my/deals/klang-valley-selangor/Kashmir-Cafes/716573317
Makan besar dengan menu lengkap bisa dilakukan sekitar 30 menit
setelah Anda berbuka. Saat itu, lambung dan tubuh sudah siap bekerja
seperti biasa. Pada waktu makan ini, komposisi makanan sebaiknya
berkisar 30-35 persen dari kebutuhan kalori harian. Komposisi makananya
sendiri tak berbeda dengan menu makan sehari-hari. “Dari keseluruhan
porsi, karbohidrat harus berada pada takaran 60-70 persen,protein 10-15
persen, lemak 20-25 persen,” ujar Leani Suniar.
Misalnya Anda dalam sehari memerlukan 2500 kalori untuk beraktivitas.
Dengan rumus yang ada, maka kebutuhan karbohidrat harian Anda adalah 65
persen dari 2500 kalori, maka zat hidrat arang yang dibutuhkan
sehari-hari adalah (65% x 2500 kkal) : 4, yaitu 406 gram. Dikaitkan
dengan kalkulasi sebelumnya, pada waktu makan besar usai berbuka, Anda
membutuhkan karbohidrat sebanyak 406 gram x 35%, yakni 142 gram.
ASUPAN PENGANTAR TIDUR
Camilan ringan untuk menjaga asupan nutrisi
Demi menjaga cadangan energi dalam tubuh, sebaiknya Anda makan lagi
sebelum tidur. “Tak perlu asupan yang berat, cukup minum susu, makan kue
atau jenis camilan ringan lainnya,” ungkap Made Astawan. Namun makanan
atau minuman yang dikonsumsi tidak memiliki kadar serat yang tinggi,
tidak terlalu banyak protein, dan utamakan asupan yang banyak mengandung
karbohidrat.
Leani Suniar menambahkan “Protein yang berlebihan akan membuat tidur
Anda kurang nyenyak. Ingat, waktu makan ini hanya sebagai pelengkap
kegiatan makan Anda sebelumnya. Fungsinya lebih pada usaha menjaga
cadangan energi dalam tubuh”.
Untuk mengukur tingkat kesuksesan strategi diatas bisa dilahan dari
bobot tubuh. Bila berat badan Anda merosot selama berpuasa, maka Anda
bisa dianggap kurang piawai dalam urusan distribusi nutrisi ke seluruh
tubuh. Kini semua kembali kepada Anda-keluar sebagai pemenang atau
dipenuhi rasa kantuk selama berpuasa.