Spektrofotometer adalah alat yang
terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu, sedangkan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di
transmisikan atau yang di absorpsi. Spektrofotometer merupakan suatu metode
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
B.
Fungsi
spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk.
C.
Bagian Spektrofotometer
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu
:
1. Sumber Cahaya
Untuk radisi kontinyu :
Untuk daerah UV dan daerah tampak :
-
Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontinyu pada gelombang
320-2500 nm.
- Lampu hidrogen atau deutrium
(160-375 nm)
- Lampu gas xenon (250-600 nm)
Untuk daerah IR:
Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :
- Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium
oxida (38%) dan erbiumoxida (3%)
- Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).
- Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4
– 20 nm
Spektrum radiasi garis UV atau tampak :
- Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)
- Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga
- Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless discharge lamp)
- Laser
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang berbeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu :
a) Prisma
b) Grating/kisi difraksi
Keuntungan menggunakan kisi difraksi :
- Dispersi sinar merata
- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama
- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum
Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang tertentu yang
sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit.
Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slit width) yang dipakai.
3. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai
tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat
dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi
panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet
kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab
kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di
daerah sinar tampak (visible).
Cuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :
a) Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.
b) Permukaannya secara optis harus benar- benar sejajar.
c)Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.
d) Tidak boleh rapuh.
e) Mempunyai bentuk (desain) yang sederhana.
4. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya
pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal
listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum
penunjuk atau angka digital.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :
a)Kepekan yang
tinggi
b) Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
c) Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
d) Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
e) Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
A.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui
suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap
(Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitan
adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati
sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).
Persyaratan hukum Lambert Beer,
antara lain:
1.radiasi yang digunakan harus monokromatik,
2.energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi
kimia,
3.sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen,
4.tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan indeks refraksi
tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer).
A.
Jenis Spektrofotometer
1. Spektrofotometer
UV-Vis
Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu alat analisis kimia yang
sering digunakan di laboratorium untuk analisis kimia Bahan Bakar Nuklir.
Spektrofotometer ini merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber
cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak
tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat
digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.
2. Spektrofotometer
Infra merah
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada
daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10
cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James
Clark Maxwell.
Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang sinar infra merah dibagi
atas tiga daerah, yaitu:
Daerah Infra
Merah dekat.
Daerah Infra Merah
pertengahan.
Daerah infra Merah
jauh.
3. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan
pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam. SSA pertama kali
diperkenalkan oleh Welsh (Australia)
pada tahun 1955. Alat ini relatif sederhana, selektif, dan sangat sensitif.
Teknik analisis SSA berdasarkan pada penguraian molekul menjadi atom
(atomisasi) dengan energi dari api atau arus listrik. Penentuan kadar logam
berat dengan Spektrofotometrik Serapan Atom (SSA) didasarkan pada hukum
Lambert-Beer, yaitu absorbansi berbanding lurus dengan panjang nyala yang
dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala (Anonim, 2003 dalam Azis,
2007).
4. Spektrofotometer
Resonansi Magnetik (NMR)
Spektrofotometri NMR sangat penting artinya dalam analisis kualitatif,
khususnya dalam penentuan struktur molekul zat organik. Hal itu dikarenakan spektrum NMR mampu menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan
dengan inti atom yang spesifik.
5. Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar
fluor/pendar fosfor)
Metode fluoresensi dan fosforesensi melibatkan penyerapan radiasi dan
pengemisian radiasi yang umumnya lebih panjang gelombangnya atau lebih rendah
energinya. Energi radiasi yang tidak teremisikan dalam bentuk radiasi kemudian
diubah menjadi energi termal. Fluorosensi maupun fosforesensi berkaitan dengan
perubahan energi vibrasi.
6. Spektrofotometer
dengan metode hamburan cahaya (nefelometer, turbidimeter dan spektrofotometer
Raman)
Menurut temuan Raman tampak gejala pada molekul
dengan struktur tertentu apabila dikenakan radiasi infra merah dekat atau
radiasi sinar tampak, akan memberikan sebagian kecil hamburan yang tidak sama
dengan radiasi semula.
Hamburan yang berbeda dengan radiasi semula (sumber
radiasi) tersebut berbeda dalam hal panjang gelombang, frekuensi serta
intensitasnya dikenal sebagai hamburan Raman. Hamburan Raman tersebut
memberikan garis Raman dengan intensitas tidak lebih dari 0,001% dari garis
spektra sumber radiasinya.